Sabtu 10 November 2018, Jurusan Farmasi kembali mengadakan Seminar Nasional Pharmacase. Kali ini  bertajuk “Implementasi K3 dan Handling Cytostatic dalam Manajemen Laboratorium yang Bermutu”, bertempat di Krakatau Ballroom Hotel Horizon Ultima Palembang. Seminar yang dihadiri oleh lebih 950 orang peserta dari kalangan mahasiswa, Tenaga Teknis Kefarmasian, Apoteker dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di rumah sakit, puskesmas, apotek, klinik dan unit pelayanan lainnya. Acara dibuka oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang, drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes. Beliau mengatakan bahwa “Sebagai pendidikan vokasi maka Poltekkes Kemenkes Palembang bertanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bekerja. Untuk menjaga, mempertahankan dan bahkan meningkatkan kompetensi lulusan yang sudah bekerja Poltekkes Kemenkes Palembang bekerjasama dengan organisasi profesi melakukan edukasi secara berkala seperti seminar kali ini. Diharapkan dapat menambah wawasan tenaga kefarmasian tentang penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pelayanan bidang kesehatan pada umumnya dan bidang kefarmasian pada khususnya seperti penanganan obat-obat sitostatika dan juga tentang bagaimana cara bekerja yang baik dan aman di laboratorium”.

Sementara itu Ketua Jurusan Farmasi Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt. M.Kes dalam sambutannya menyatakan bahwa pekerjaan kefarmasian rata-rata berada pada unit yang menghasilkan jasa kesehatan atau pun barang dengan keterlibatan manusia yang sangat tinggi dan padat dengan teknologi. Sehingga sangat memungkinkan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja. Karena itu sangatlah diperlukan pengetahuan dan kemampuan bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3 )dalam pekerjaan kefarmasian.

Pembicara dalam seminar ini adalah dr. Erna Tresnaningsih, MOH.,Ph.D.,SpOk yang merupakan konsultan K3 dari Jakarta,, Dra. Yuri Pertamasari, Apt., MARS yang merupakan praktisi farmasi pada RS. Kanker Dharmais dan Nurul Ilmiyati, S.Farm.,M.Sc., Apt dari Balai Besar POM Palembang. Pembicara I membahas tentang Penerapan K3 di Laboratorium Farmasi. Kali ini penekanan materi pada penerapan ergonomi dilaboratorium yaitu tentang usaha meningkatkan kenyamanan orang-orang yang bekerja di laboratorium. Dijelaskan tentang posisi-posisi yang benar dan salah secara ergonomi dalam menggunakan alat-alat di laboratorium farmasi seperti timbangan, mikroskop, pipet, dan alat-alat lainnya. Juga dijelaskan bahaya musculoskeletal disorder yang akan timbul jika posisi tdak ergonomis Musculoskeletal disorder atau gangguan otot rangka adalah kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago dan discus invertebralis.

Pembicara II menjelaskan tentang bagaimana melakukan Handling Cytostatic Drug yang aman. Ini merupakan penanganan untuk pencampuran obat-obat sitostatika atau obat kanker yang pekerjaannya membutuhkan kemampuan khusus, ruangan khusus dengan kondisi tertentu, dan perlengkapan khusus. Pekerjaan ini merupakan kompetensi tenaga kefarmasian yang dulu dikerjakan oleh tenaga perawat. Resiko yang dapat timbul pada pekerjaan ini seperti tertusuk jarum suntik, tepercik cairan, terpapar serbuk obat dan terhirup uap obat. Semua obat kanker tergolong B3 atau Bahan Berbahaya Beracun sehingga pencampurannya harus benar-benar sesuai prosedur dan memenuhi kaedah K3.

Pembicara III yang berasal dari Balai besar POM Palembang menjelaskan tentang GLP atau Good Laboratory Practise yaitu suatu cara pengorganisasian laboratorium dalam proses pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai standar nasional/internasional. Penerapan GLP dapat menghindari kesalahan atau kekeliruan yang mungkin timbul sehingga dapat menghasilkan data yang tepat, akurat dan tidak terbantahkan. Selain itu GLP juga menghindari terjadinya kecelakaan kerja pada laboratorium dan timbulnya penyakit akibat kerja. Karena pekerjaan di laboratorium selain berhubungan dengan banyak alat berteknologi juga berkaitan dengan bahan kimia, bahan mikrobiologi dan limbah hasil laboratorium yang jelas berpotensi menimbulkan penyakit akibat kerja.

Leave a Comment